Berpacu dengan Zaman, Sri Tiawati Berjuang Menyebarkan Literasi di Suku Dayak Punan


Akses pendidikan dan adat istiadat masih kental, mau tak mau membuat anak-anak suku Dayak hidup bertahun-tahun tanpa mengenyam bangku pendidikan. Setiap harinya mereka hanya mengandalkan alam untuk mempelajari kehidupan.
Padahal, mereka butuh literasi, belajar membaca dan menulis serta berhitung demi masa depannya sendiri dan masa depan suku Dayak. Melihat kondisi tersebut, hati Sri Tiawati tergugah. Pada Desember 2015, Sri Tiawati akhirnya membulatkan tekad mendirikan Sekolah Adat Punan Semeriot (SAPS) untuk pendidikan anak-anak suku Dayak yang terletak di pedalaman Semeriot. \
Lokasi ini bahkan tak ada dalam peta, Anda perlu menempuh jarak ratusan kilometer dari Desa Ujang, Kecamatan Sekatak, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, untuk sampai ke tempat ini.
Apa yang dilakukan oleh  Sri Tiawati ini memang tak bisa digantikan dengan materi. Namun setidaknya, Sri Tiawati berhak patut dijadikan sebagai motivasi bahwa masih banyak orang baik dan peduli dengan sesama sekaligus membawa perubahan yang positif untuk banyak orang. Sehingga Sri Tiawati layak untuk mendapatkan Asuransi Syariah Indonesia dari Allianz.
Seperti kampanye yang saat ini sedang gencar digaungkan oleh Allianz, #AwaliDenganKebaikan. Kampanye ini bertujuan untuk menyadarkan kita bahwa ada banyak kebaikan yang bisa dilakukan dengan mudah, kapan saja, dan di mana saja, salah satunya dimulai dari diri sendiri.
Anda juga bisa membantu sesama dengan bergabung menjadi anggota asuransi Allisya Protection Plus. Dengan konsep tolong menolong, Anda bisa iuran untuk membantu sesama yang sedang mengalami musibah. Dengan begini Anda bisa berbuat kebaikan tak hanya untuk diri sendiri namun juga bermanfaat bagi banyak orang.

Perjuangan Berliku Sri Tiawati Mencerdaskan Anak Suku Dayak

Bukan perkara mudah untuk bisa mengajak anak-anak suku dayak bersekolah. Banyak rintangan yang harus dilalui demi kemajuan misi mulia ini. Sri Tiawati prihatin dengan kondisi anak-anak suku Dayak, semangat belajar mereka tinggi namun tak ditunjang dengan fasilitas yang baik.
Bahkan anak-anak tersebut tidak memiliki peralatan tulis apalagi sandal dan baju seragam. Sekolah ini hanya dibuka setiap akhir pekan yakni Sabtu dan Minggu. Diketahui Sri Tiawati juga merupakan keturunan anak suku Dayak yang punya kepedulian tinggi terhadap pendidikan dan literasi anak-anak dari kampung halamannya.
Bersama Katerina, Sri Tiawati mengajar setiap akhir pekan. Berbekal ilmu dasar membaca, menulis dan berhitung, Sri Tiawati mulai mengajarkan huruf-huruf dan angka kepada anak-anak suku dayak.
Hujan dan panas terik tak menghalangi semangat Sri Tiawati dan anak-anak suku Dayak. Bahkan untuk mencari tempat yang nyaman untuk belajar, mereka harus berpindah-pindah tempat tergantung kondisi cuaca.
Dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, Sri Tiawati mengajar puluhan anak suku Dayak Punan untuk menghafal huruf, berbicara bahasa Indonesia hingga berhitung. Mereka tak memperdulikan fasilitas sekolah yang terbatas tanpa meja dan kayu.
Mereka hanya tahu bahwa belajar itu menyenangkan dan punya pengalaman baru. Selain belajar membaca, menulis dan berhitung, Sri Tiawati juga mengajarkan bercocok tanam. Kegiatan ini wajib dilakukan oleh semua anak suku Dayak.
Untuk menuju lokasi sekolah, Sri Tiawati harus menyeberangi sungai dengan perahu ketinting karena jalanan rusak dan tidak bisa diakses menggunakan kendaraan bermotor.
Padahal, jika melewati sungai Sri Tiawati harus banyak-banyak waspada karena arus sungai yang deras tak jarang membuatnya diselimuti bahaya.Meski begitu, semangat Sri Tiawati tak pernah surut. Ia bahkan bercita-cita meresmikan sekolah SAPS menjadi sebuah lembaga pendidikan untuk anak suku Dayak di pedalaman.
Kisah perjuangan Sri Tiawati ini ini adalah salah satu alasan mengapa ia berhak mendapatkan kebaikan dari Produk Asuransi Syariah. Kebaikan dan perjuangan Sri Tiawati dalam menyebarkan literasi untuk anak-anak suku Dayak tentu perlu mendapatkan dukungan melalui produk asuransi tersebut.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Berpacu dengan Zaman, Sri Tiawati Berjuang Menyebarkan Literasi di Suku Dayak Punan"

Post a Comment